Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan, khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun tantangan seperti aksesibilitas, kualitas guru, dan kesenjangan regional masih ada, Lestari777 terobosan nyata telah dicapai dalam kurikulum dan metode pemantauan perkembangan anak. Salah satu kemajuan yang paling menonjol adalah integrasi kurikulum berbasis bermain (playing-based learning) yang lebih komprehensif dan terstruktur.
Sebelumnya, banyak program PAUD di Indonesia cenderung berfokus pada pengajaran formal dan hafalan, seringkali meniru metode pengajaran di sekolah dasar. Namun, kini terjadi pergeseran paradigma yang kuat menuju pendekatan berbasis bermain. Kurikulum Merdeka, yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mendorong implementasi pembelajaran yang berpusat pada anak, yang menekankan eksplorasi, penemuan, dan pengembangan keterampilan sosial-emosional melalui permainan. Implementasi ini tidak hanya terlihat dalam penyediaan ruang bermain yang lebih memadai, tetapi juga dalam desain kegiatan yang memanfaatkan permainan untuk mengajarkan konsep matematika, bahasa, sains, dan keterampilan lainnya. Guru dilatih untuk menjadi fasilitator, bukan hanya pemberi informasi, yang memandu anak-anak dalam proses belajar mereka sendiri.
Kemajuan kedua yang demonstratif adalah peningkatan sistem pemantauan perkembangan anak. Tradisionalnya, penilaian seringkali bersifat subjektif dan kurang terstandarisasi. Sekarang, upaya telah dilakukan untuk mengadopsi instrumen penilaian yang lebih valid dan reliabel. Kemendikbudristek telah mengembangkan dan menyebarluaskan instrumen penilaian perkembangan anak usia dini yang berbasis observasi dan portofolio. Instrumen ini memungkinkan guru untuk mencatat perkembangan anak dalam berbagai aspek, termasuk perkembangan kognitif, bahasa, sosial-emosional, fisik-motorik, dan moral-agama. Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan individual anak, merancang intervensi yang tepat, dan memantau kemajuan mereka dari waktu ke waktu.
Contoh konkret dari kemajuan ini dapat dilihat dalam peningkatan ketersediaan bahan ajar berbasis bermain. Buku-buku, alat peraga, dan sumber daya digital yang dirancang untuk mendukung pembelajaran berbasis bermain semakin mudah diakses. Pelatihan guru yang berfokus pada metodologi bermain juga semakin intensif. Selain itu, peningkatan kesadaran akan pentingnya PAUD bagi perkembangan anak, yang didukung oleh kampanye pemerintah dan organisasi non-pemerintah, telah mendorong lebih banyak keluarga untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke program PAUD.
Tentu saja, implementasi kurikulum berbasis bermain dan sistem pemantauan perkembangan yang lebih baik masih menghadapi tantangan. Kualitas guru dan infrastruktur yang memadai masih menjadi kendala di beberapa daerah. Namun, perubahan positif yang sedang terjadi, terutama dalam penggunaan pendekatan berbasis bermain yang lebih efektif dan sistem penilaian yang lebih komprehensif, menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini di Indonesia sedang bergerak maju dengan langkah yang berarti.